"Teriakan 'aku akan melenyapkan bocah tengik itu' seolah seperti mantra baginya. Saya tidak tahu siapa yang beliau maksud, tapi mungkin yang ia sebut 'bocah tengik' itu juga yang paling memengaruhi perubahan emosi Haruhi-sama."
Sifeng dan Tanaka Sensei sudah sampai di halaman luas rumah sakit jiwa ini. Tanaka Sensei menunjuk ke sebuah bangku, di mana Nyonya Haruhi tengah duduk dengan tatapan kosong. Menatap danau yang berada di sisi Selatan rumah sakit jiwa.
Sifeng membungkuk. "Terima kasih, Sensei. Saya akan berbicara pelan pada beliau," ujar Sifeng.
Tanaka Sensei mengangguk dan menepuk bahu Sifeng.
"Baiklah, saya tinggal dahulu. Kalau ada apa-apa saya berada di sana untuk mengecek pasien lain." Tanaka Sensei menunjuk ke samping pohon besar tempat beberapa pasien dan perawat berada.
Sifeng mengangguk dan membungkukkan badan kembali.
***