"Siapa yang senang, Vin! Aku yang berusaha keras untuk menyelamatkan Sifeng waktu itu. Aku juga yang selalu menjaga Sifeng selama ini. Kenapa kau tega mengatakan jika aku senang melihat adikku sendiri meninggal di depan mataku, hah?!" Yushe n berteriak di sela-sela isak tangisnya. Kedua lututnya jatuh menghantam lantai. Ia bersimpuh di dekat tubuh kaku Sifeng yang masih didekap oleh Vincent Greyrat.
"Lalu, kenapa kau malah mengabaikan saat Sifeng Gege tidak pulang, hah?! Kau tidak peduli pada adikmu dan malah tertidur pulas! Kau tidak peduli bahkan ketika Sifeng Gege mengalami kemalangan dan mengharapkan pertolonganmu, hah?!"
Yushen menonjokki lantai untuk melampiaskan amarahnya.
"Aku menyesal, Vin. Seharusnya kemarin aku ikut saja ketika A-Feng mengajakku untuk pergi. Kukira Sifeng keluar hanya untuk bersenang-senang, jadi aku tidak ikut ketika A-Feng mengajakku jalan-jalan." Yushen berucap lirih. Wajahnya kini tertunduk dan air matanya berjatuhan hingga membasahi lantai.