Dua bulan kemudian, di mana esok adalah hari bahagia Kaila dan Dimas.
Sementara itu Ken masih menatapi surat undangan pernikahan mereka dengan perasaan yang sulit dijelaskan, Ken bahkan belum tahu dirinya akan pergi atau tidak untuk menghadiri acara Kaila.
Seharusnya jika dirinya memang ingin hadir, dia pergi sekarang agar besok bisa hadir di sana tepat waktu.
Namun, Ken memilih santai dengan surat undangan itu.
"Aku ingin hadir, tapi. Apa aku bisa sampai di acaranya?" tanyanya entah pada siapa, Ken hanya butuh seseorang untuk mendengarkan dirinya sebentar saja.
Sampai suara ketukan dari luar membuatnya Ken kontan bangkit dan menyembunyikan surat undangan yang sudah dirinya simpan sejak dua bulan terakhir ini.
Tanpa melihat pun Ken bisa tebak, jika yang datang adalah Mira. Ya, memangnya siapa lagi yang bisa datang ke kamarnya seseluasa ini jika bukan Mira seorang.
"Kenapa, Sayang?" tanya Ken seperti tak terjadi apa apa, padahal di bawah selimutnya ada undangan itu.