Keesokan harinya, Kaila memutuskan libur sebab dia sedang tidak ingin menemui siapa pun.
Bahkan gadis itu tak keluar kamar, ia juga melewatkan sarapannya bersama keluarga.
Padahal ini adalah kesempatan bagi Kaila untuk bisa merasakan lagi hangatnya makan semeja dengan mama dan papanya, tapi apalah daya. Dia terlalu down karena mendapatkan hadiah dari Ken.
Harusnya Kaila senang karena di hari ulang tahunnya mendapatkan kado adalah sesuatu yang membahagiakan, tapi tampaknya itu tidak terjadi pada Kaila.
Hanya dia satu satunya gadis yang bahagia mendapatkan hadiah, sebenarnya masalah terbesarnya adalah siapa yang memberikan.
"Kai, kamu sakit, Sayang?" tanya Wiyana pelan, dia tengah berdiri di depan pintu kamar putrinya menantikan Kaila membuka pintu itu.
Namun, sudah lebih sepuluh menit Wiyana berdiri di sana. Kaila tetap tak ingin keluar, padahal mamanya sudah banyak mengatakan kalimat bujukan yang biasanya mampu membawa Kaila keluar kamar.