Gadis dengan luka luka di tubuhnya itu hanya bisa menangis seorang diri, dia bahkan tidak peduli dengan lukanya yang kini sudah dihinggapi lalat.
Bajunya compang camping dan berpenampilan berantakan tidak ia pedulikan sebab dirinya tengah mengkhawatirkan sahabatnya di dalam sana.
"Wiyana?"
Bahkan panggilan dari Haidar tak direspon oleh gadis itu, tangisan Wiyana semakin deras dia sebenarnya menyadari kehadiran Haidar.
Tapi, dia tak bisa meresponnya dengan berlebihan.
Haidar mendekat, dia berdiri tepat di depan Wiyana. Tak segan Haidar berjongkok di depan gadis yang sudah membuat dirinya lelah seharian pergi ke sana dan ke sini hanya untuk mencari keberadaan gadis itu.
Haidar lega sekaligus sedih, dia lega karena Wiyana sudah ditemukan. Dan, dia sedih sebab luka luka di tubuh Wiyana masih basah.
"Kenapa tidak mengobati lukamu?" tanya Haidar, dia sedikit memiringkan kepalanya guna melihat wajah Wiyana yang tertutup oleh rambut gadis itu.