Pulang dari rumah sakit, Haidar melakukan apa yang dokter katakan.
Dia memanggil salah satu pelayannya untuk datang ke kamar Wiyana, tentu saja Haidar tidak akan melakukan hal yang dokter katakan dengan tangannya sendiri.
Hey, itu bukan gayanya.
"Kompres dan pijat kakinya dengan pelan," suruhnya.
Pelayan itu mengangguk, dia duduk di sudut kasur. Lalu, mulai memijat. Entah itu keras atau tidak, tapi dalam tidurnya Wiyana meringis kesakitan.
Haidar refleks menepis tangan pelayannya dari kaki Wiyana, pelayan itu menunduk karena takut dimarahin oleh Haidar.
"Maaf, Pak. Tapi, saya sudah pijat dengan pelan," akunya.
"Jika, pelan dia tidak akan kesakitan," balas Haidar sukses membuat pelayan itu merasa bersalah.
"Sudahlah, tinggalkan saja mangkuknya di sana. Lalu, pergi dari sini," ujar Haidar.
Pelayan itu bangkit, dia letakkan mangkuk berisi air di atas kasur. Di sana juga kain kecil guna mengompres Wiyana.
