"Terima kasih," ucap Wiyana pelan pada Haidar yang sudah berbaik hati ingin mengantarkan dirinya pulang.
Haidar hanya mengangguk sebagai jawaban, pria tak banyak basa basi. Dia sudah menancap gas bergegas pulang, Wiyana tersenyum kecut melihat itu Wiyana tersadar kalau saat ini Haidar belum sepenuhnya memaafkan Wiyana.
"Nggakpapa, yang penting dia nggak terlalu dingin," gumam Wiyana mengambil sisi positifnya saja.
Wiyana berbalik guna masuk ke kontrakan, tapi alih alih masuk. Dia malah terlonjat kaget, entah sejak kapan Allard berdiri di belakangnya dengan wajah super datar.
Ditambah malam sudah sangat larut, pantas saja Wiyana kaget.
"Lo–– lo mau buat gue mati berdiri?" omel Wiyana sembari mundur satu langkah karena jarak mereka begitu dekat.
"Terus lo mau buat gue mati penasaran?" balasnya tak mau kalah, ya. Tentu saja, lagi pula salah Wiyana sendiri kenapa tak mau menemani dirinya.
Sangat menjengkelkan sekali bukan?
"Maksudnya?"