Malam itu Sandro meminta Tiur untuk pulang ke rumah. Timbul kasihan dia melihat kondisi fisik pembantunya yang turun drastis.
"Kamu istirahat saja di rumah. Bila kamu takut sendirian, pergi saja ke rumah Mama, nanti aku akan telpon Tek Aida, biar dia tahu kalau kamu akan ke sana."
"Nggak usah, Mas. Aku lebih suka beristirahat di rumah Mas saja."
"Kalau begitu aku akan menelpon Pak Hamdani supaya dia bisa menjemputmu ke sini."
"Tidak perlu, Mas. Aku bisa pulang sendiri. Jarak rumah sakit dengan rumah kita kan tidak terlalu jauh. Hanya satu kelokan lampu merah, aku sudah sampai di rumah."
"Kamu yakin bisa pulang sendirian."
"Tentu saja Mas."
"Kalau begitu, hati-hati di jalan ya."
Tiur menolak ketika Sandro ingin mengantarnya hingga ke selasar rumah sakit.
Gadis itu tak mau merepotkan Sandro yang terlihat masih sangat berduka.
Kondisi bayi majikannya yang memilik kelainan sudah lebih dulu diketahui Tiur.