Aroma sabun cair yang khas menguar dan menelusup begitu saja ke dalam lubang hidungnya. Seketika rasa tersinggung yang sempat tersulut di hati lelaki itu sirna.
Bau parfum dengan wangi elegan dari tubuh Aira, benar-benar membuatnya Jake tertegun. Rasa ingin berbincang lebih dekat tanpa sekat seperti dulu sering mereka lakukan terus menuntut.
Aira menarik tangan Jake masuk ke ruangan yang lebih ke dalam. Jake merasa seperti terperangkap dalam ruang kerja pribadi Aira.
"Kau dengar sendiri, apa kata mereka? Maaf aku sama sekali tak bermaksud mempermalukanmu di hadapan karyawanku!"
Aira seperti mampu membaca isi pikiran Jake yang ditahannya semenjak tadi.
Jake membalas permintaan maaf itu dengan sebuah senyuman. Beberapa saat, Aira menancapkan tatapan tajam bagai bilah pedang ke wajah Jake Rhamadhan
Keteguhan pendirian memancar dari sorot sepasang bola matanya. Namun, intuisi Aira malah membaca fenomena lain.