Aila berlari ke dalam kamar sambil membanting pintu. Dihempaskannya begitu saja tubuhnya ke atas tempat tidur.
Kali ini wanita muda itu sudah tak sanggup lagi menahan tangisan. Wajahnya sengaja di benam ke dalam bantal agar isakan tak sampai terdengar oleh siapa pun juga.
Aila tak tahu kapan Diana pergi dari rumahnya, Aila tak tahu apakah Sandro sudah kembali atau masih bertahan di rumah orang tuanya.
Yang Aila tahu adalah perutnya terasa mulas dan melilit. Rasa mulas begitu menyiksanya. Aila sampai sulit bernafas karena rasa sakit yang tak terkira.
'Jangan tinggalkan Mama sayang, Mama menginginkan kamu. Maaf, kalau kemaren Mama sempat membuat kamu harus berjuang hidup dan mati untuk bisa bertahan di dalam rahim Mama.'
Berkali-kali Aila mengembuskan nafas, memberi udara pada rongga dadanya yang sesak. Aila tak tahu apa yang hendak dilakukannya, di ujung tangisan itu dia mencoba untuk memejamkan mata.