BENAR saja begitu pintu terbuka, Sandro sudah berdiri di sana. Aila melihat sinar lelah terpeta nyata di wajah suaminya.
"Mas bawa mobil sendiri, ya?" Aila menguakkan daun pintu lebih lebar lagi, supaya Sandro bisa masuk ke dalam.
"Aku hari ini naik travel La, capek banget rasa badanku menghadapi macet hampir di sepanjang ruas jalan menuju ke sini."
"Resiko perjalanan di akhir minggu, mungkin Mas."
"Mau gimana lagi, Mama yang memintaku harus pulang setiap akhir pekan."
"Huh! Andai saja si gila itu mati, pasti semua beban ini terlepas dari pundakku," umpat Sandro.
Bergidik juga Aila mendengar umpatan Sandro. Bagaimana pun juga Aira adalah saudara kandungnya.
"Jadi kamu keberatan, karena Mama memintamu mengunjungi Airabila di hari libur begini?"
Sebuah suara sekonyong-konyong tertangkap oleh indera lelaki muda itu. Air muka Sandro tentu saja langsung berubah.
Dia terkejut melihat kemunculan Diana, Sandro sama sekali tak menduga mamanya ada di sana.