"Saya banyak berhutang budi kepadamu, Mas." Jake beberapa kali menepuk pundak Jatiswara.
Ungkapan kelegaan yang ditanggapi dengan senyuman puas lelaki berkepala plontos itu.
Sebenarnya Jatiswara pun tidak mengerti, kenapa sejak awal bertemu dengan Piere Brosnannya ini, dia lekas sekali merasa akrab dan lembut hati kepada lelaki muda itu.
Jatiswara bahkan merasa lekas saja jatuh simpati dengan semua masalah yang dihadapinya.
Laku Jake yang sopan dan terkendali adalah pesona lain yang dimiliki pemuda itu, selain wajah tampan dan postur tubuh yang menawan.
Tak banyak yang mereka perbincangkan, di sepanjang jalan kembali ke Hotel, namun ketiganya sama-sama merasa lega pada banyak hal yang seharian ini berhasil mereka lalui.
"Bawa aku ke resto yang sangat recomended di kota ini, Mas." Jake tiba-tiba memikirkan sesuatu.
"Siap! Kita segera meluncur ke sana." Jatiswara memutar arah mobilnya, menuju Pantai Senggigi.
"Restoran Bukit Senggigi saja, Mr. Bundi." Aira menimpali.