"BU," kata Jake pada Ibunya.
Sartika mengangkat kepala. Di depannya Jake terlihat serius, seperti ada hal penting yang hendak disampaikan anak lelakinya itu.
"Kamu mau bertanya soal Bianca pada Ibu?" Sartika bertanya lebih dulu. Dia tahu apa yang ingin ditanyakan Jake kepadanya. Tapi ternyata dia salah duga.
Jake menggeleng, ia meraih tangan Sartika, lalu dengan suara perlahan pemuda itu berkata, "Tetaplah sehat untukku Ibu, untuk kita, Bu."
"Apa menurutmu aku kurang sehat?"
"Aku ingin Ibu kembali seperti ketika kita masih tinggal di vila bukit lampu."
"Masa-masa yang buruk itu tak perlu kau ingat-ingat lagi."
"Tapi sikap Ibu sangat berbeda sejak kita tinggal di sini."
"Sikapmu juga sangat berbeda."
"Maafkan aku Bu."
Jake memeluk kedua kaki Sartika, ia membenamkan kepala di pangkuan Ibunya. Tanpa disadari air mata meleleh menuruni tebing di pipi Sartika yang sudah tak kenyal lagi. Pipi penuh guratan usia yang terus saja menua.
