PINTU ruang operasi tiba-tiba terbuka. Dari balik pintu seorang tenaga medis dengan mulut tertutup masker muncul dengan raut wajah serius.
"Keluarga Sandi Lakaran!?" seru si petugas medis.
Laura terlonjak bangun dari duduknya, "Saya... Saya istrinya," kata wanita itu.
Bima dan Vierna juga serentak berdiri mendekati pintu ruang operasi yang sedikit terbuka.
"Mohon maaf, Bu," ujar petugas medis dengan wajah prihatin.
"Lebih enam jam kami berusaha, tapi sayang Pak Sandi Lakaran gagal bertahan. Pendarahan di otaknya sulit kami hentikan."
"Oh, tidak. Jangan katakan kalau suami saya sudah meninggal, dokter!" raung Laura.
Laura merasakan kepalanya pusing, bumi yang dipijaknya berputar. Sesaat tubuhnya limbung. Bima segera menangkap tubuh mamanya yang terkulai.
Dibantu oleh dokter dan Vierna, mereka membaringkan tubuh Laura di bangku ruang tunggu.
Vierna gemetar, begitu juga Bima. Tidak ada yang menyangka Sandi Lakaran akan begitu cepat pergi meninggalkan mereka semua.