Valeria memburu gadis yang berdiri mematung di depannya. Begitu langkahnya berhenti tepat di depan Aira.
Segera didekapnya tubuh anak perempuannya itu erat-erat. Sementara tubuh gadis yang di dekapnya terasa begitu kaku.
Naura hanya bisa memandang keduanya yang terlihat sama-sama terperangah. Apa yang sekarang terjadi benar-benar membuat mereka kebingungan.
"Mengapa kamu tinggalkan Tante, sayang." Valeria berbisik di telinga Aira.
"Aku ...." Aira benar-benar linglung dengan kejadian yang begitu tiba-tiba.
"Tante berharap kamu mau pulang bersama Tante sayang." Kembali Valeria membisiki puterinya.
"Aku tidak bisa," gagap Aira.
"Tante tidak punya waktu banyak untuk menjelaskan ini padamu."
"Apa yang ingin Tante jelaskan kepadaku?"
"Semuanya."
"Aku tidak paham apa maksud ucapan Tante."
Valeria melepaskan dekapannya. Lama ditatapnya mata Aira yang terlihat hampa. Perempuan itu menelan liurnya yang kelat.
"Mari ikut Tante."