"Aku memegangi pinggangku, berpura-pura sedang sakit perut, saat melintas di depan mereka."
"Wah, kamu nekat sekali!" Seru Aira.
"Tak ada jalan lain. Kamarku harus melewati meja makan itu. Aku berencana lari lewat pintu belakang. Sedangkan baju-bajuku masih kusimpan di kolong tempat tidur di dalam kamar."
"Lalu?"
"Setelah memasukkan beberapa lembar pakaian ke dalam tas yang sudah kusediakan, aku membuka jendela, dan melompat ke kandang ayam milik keluargaku."
"Kandang ayam itu sudah kosong, karena Bude sudah menjual semua hewan-hewan itu."
"Beberapa saat aku bersembunyi di dalam kandang ayam yang gelap itu."
"Kenapa kamu tidak langsung kabur. Apa kamu nggak takut tertangkap oleh keluarga Budemu yang jahat itu?"
"Iya Aya. Aku juga berfikiran sama denganmu. Tapi usiaku saat itu masih terlalu kecil. Kabur dari rumah adalah keputusan yang sebenarnya amat menakutkan bagiku. Aku tak punya tempat dan tujuan untuk pelarianku itu."
"Lalu?"