VALERIA merasa heran, kenapa sejak pagi Aira hanya mendekam saja di kamar. 'Hm, tidak seperti biasanya,' batin Valeria sambil menatap tangga menuju kamar Aira yang masih terkunci.
Biasanya setiap minggu pagi Aira selalu bangun lebih awal. Dengan training spak lengkap, gadis itu pasti datang dan mengetuk pintu kamarnya sambil berkata, "Tante Val, aku mau jogging mau ikutan nggak!"
Tapi, pagi ini benar-benar berbeda. Namun, Val membiarkan saja Aira sedikit bermalas-malasan di kamarnya. Toh, sekarang hari minggu. Selalu ada toleransi untuk hari, dimana semua rutinitas tak lagi menjadi beban dan keharusan.
Ah, andai saja Valeria menyusul Aira ke kamarnya, mengetuk pintu yang tertutup itu, dan melihat apa yang sekarang terjadi di sana. Tentu akan lain kejadiannya.
Dengan membiarkan pintu kamar itu tetap terkunci, Val sudah kehilangan kesempatan melihat sebuah kenyataan pahit. Kenyataan yang tak akan pernah terfikirkan olehnya.