AIRA tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Dia juga seorang murid yang pintar. Walau tinggal dan dibesarkan oleh tantenya, Aira selalu mendapat perhatian yang cukup. Setidaknya begitulah yang terlihat oleh orang-orang yang mengenalnya.
Aira juga sangat bersyukur memiliki papa sambung yang baik seperti papa Sandi. Walau hanya papa sambung tapi perhatian dan kasih sayang lelaki itu padanya dirasakan Aira begitu tulus, sama seperti sikap ayah pada umumnya.
Kebiasaan hidup mandiri sudah sedari kecil ditanamkan keluarganya kepada gadis itu. Mulai dari tidur di kamar sendiri, hingga menyelesaikan semua kebutuhan hariannya sendirian.
Valeria memang sengaja menanamkan sikap disiplin kepada ponakannya itu. Dia tak ingin Aira tumbuh besar menjadi gadis manis yang manja.
Tragedi kehidupan yang menimpa kakaknya dijadikan Val sebagai pelajaran. Val tak ingin Aira kelak menjadi wanita lemah yang pasrah saja pada ujian kehidupan.