Nadia sudah menunggunya di pintu mushola. Tak banyak yang melaksanakan sholat magrib di sana. Mungkin karena sudah melewati pertengahan bulan, jadi pengunjung kafe pun tidak terlalu banyak.
Laura berudhu dengan pikiran kacau. Berkali-kali dia terlupa apakah sudah membersihkan hidung, atau telinga atau malah kepalanya. Apa yang baru saja dialaminya di apotik tadi benar-benar membuat wanita itu hampir gila.
Sebuah kebetulan yang sangat menjengkelkan. Laura benar-benar menyesal kenapa sampai menukar jadwal dinasnya dengan teman yang lain.
Bila saja dia tidak mengambil shift sore, tentu dia tidak akan bertemu si ibu dengan resep yang telah membuat dirinya nyaris khilaf.
Tak bisa dipungkiri, jauh di lubuk hatinya Laura ingin sekali mendoakan kejadian paling buruk untuk wanita yang telah memporakporandakan keharmonisan rumah tangganya itu.