"Bagus, tahu diri juga dia rupanya. Aku pikir dia bakal tetap keras kepala dan bertahan menjadi wanita iblis selamanya." Laura berguman dengan puas.
Mendengar gumaman istrinya tentu saja Sandi menjadi kian tersulut emosi. "Hentikan La, kamu tidak usah bicara lagi."
"Kenapa?" Laura malah bertanya dengan ekspresi menantang.
"Karena itu bukan kamu, itu setan yang sanggup menyakiti dengan lidah apinya," erang Sandi makin tak tahan.
Laura diam. Suara bentakan Sandi yang keras membuat dia tertegun.
Selama ini belum pernah Sandi bicara sampai berteriak sekuat itu. Wajah suaminya terlihat tegang dan memerah karena menahan amarah.
Tampak sekali kalau dia berusaha keras untuk tetap mengontrol emosinya.*
Dari pertama menikah hingga saat ini, baru sekarang Sandi memuntahkan marahnya secara terbuka begini padaku, bisik hati Laura.
"Dasar wanita sialan!" rutuknya. Mau tak mau nyali Laura ciut juga.