MALAM itu Sandi tidak pulang ke rumahnya. Dia memilih tidur di rumah Randu. Sandi ingin merenungkan semua yang telah terjadi.
Ternyata bila manusia keluar dari kaidah agama, maka kacaulah semua langkah dan pikirannya. Sandi menyesal pernah mengikuti hawa nafsu yang telah membuarnya celaka.
Lelaki itu sadar telah melenceng dari koridor yang seharusnya, tapi nasi sudah jadi bubur. Semua sudah terlanjur terjadi. Maka yang bisa dilakukannya hanya mencari solusi agar kekacauan tidak berlanjut menjadi kehancuran.
Sandi ingin mempertahankan keutuhan kedua rumah tangganya. Ingin menyatukan istri dan anak-anaknya. Tapi terus terang sampai saat ini, masih banyak aral dan kendala, bahkan dalam dirinya sendiri.
Seperti tadi saja, saat berterus terang kepada Mas Randu dan Mbakyu Nadia. Rasa malu begitu menghukumnya.
Mengakui bahwa dia sudah beristri kembali, dan memiliki buah hati dengan cara seperti itu, benar-benar membuat Sandi merasa kerdil dan rendah diri.
