Nalesha mengatur posisi ponsel agar tetap menyorot wajah lelahnya. Kerepotan, lantaran Dhaiva tiba tiba memanggilnya dengan video call begitu Ia selesai rapat di ITB bersama Adri, Jevan, dan tentu saja Iqbaal, Saheera, dan Silva.
Sudah malam, dan alih alih pulang ke Bogor, Jevan sudah memesan empat kamar hotel untuk calon mitra penelitiannya. Rapat panjang akhir pekan itu cukup melelahkan memang, tapi kalau Dhaiva memanggilnya seperti ini, lelah itu berkurang sedikit.
Eh drastis.
Cie.
"Gimana hari pertama di Dieng? Seneng?" tanya Nalesha kemudian, karena Dhaiva hanya diam sedari tadi, bahkan memejamkan mata dibalik masker lembaran yang Ia gunakan.
"Hmm ..."
"Ck! Kamu yang nelfon Saya tapi nyuekin juga. Matiin aja apa? Biar Kita sama sama istirahat."
"Ih jangan!" cegah Dhaiva, cepat cepat membuka mata dan aktif di video, "Mau cerita Lesh," rengeknya, membuat Nalesha gemas sendiri, "Cerita apa sih? Siap dengerin nih," ujar Nalesha, menjadikan tangannya sendiri sebagai bantal.