Lewat jam sepuluh malam, Haikal dan Adri masih berada di SP, memutuskan untuk menginap saja karena Haikal katanya kelelahan kalau harus mengemudi ke Jakarta. Adri sudah menawarkan diri, tapi ditolak.
Memang. Haikal tak pernah mau Adri mengemudi jika Ia masih mampu, kecuali benar-benar terpaksa.
Intinya, mengemudi adalah tugasnya, bukan Adri. Titik, tidak ada koma apalagi tanda tanya.
"Kakak mau minum yang anget anget gak?" tanya Adri, sibuk di pantry membuat roti bakar.
Haikal tampak berpikir, "Kamu kan selalu menghangatkan Kakak ..."
"Ih ... norak," ledek Adri, membuat Haikal mencebik, "Gak seru Kamu mah."
Adri hanya geleng-geleng kepala, "Jadi, mau dibuatin gak?"
"Iya, boleh Sayang. Apa aja Aku minum kok ..."
"Air kolam lele depan mau gak Yah? Enak tuh, penuh nutrisi," celetuk Nalesha yang entah sejak kapan dan datang dari mana.
"Ngagetin aja Kamu kayak setan."
"Ayah ih! Ngomongnya kok setan setan!" protes Adri si tukang parno.