Jam delapan pagi, Iqbaal belum beranjak turun dari tempat tidurnya. Bed cover tebal warna hitam itu masih menyelimutinya yang kedinginan, meskipun udara pagi ini cukup hangat, pun matahari bersinar cerah di luar. Bukan tanpa alasan dan sekedar bermalas-malasan, Iqbaal sedang tidak enak badan. Kepalanya sakit dan berat, tulang-tulangnya ngilu, dan sekujur tubuhnya dingin.
Iqbaal demam, dan prediksinya akibat terlalu banyak begadang dan kurang istirahat. Pagi usai shalat Subuh tadi Ia sudah meminum lima ratus miligram paracetamol, namun efeknya belum terlalu dirasakan.
Ponselnya di nakas berdering, dan Iqbaal hafal benar kalau itu bukanlah alarm. Seseorang memanggilnya sepagi ini.
"Siapa ya ..." tangan Iqbaal merangsek keluar selimut, meraba-raba nakas samping tempat tidur dengan mata yang ikutan pusing.
Silva Oktarina is calling ...