Silva berjalan cepat menuju ruang Sekretariat OSIS pagi itu, jam istirahat pertama. Ada agenda pertama yang sudah harus mereka jalankan berdua dulu, yaitu pemetaan kepengurusan. Mereka hanya memberi waktu tiga hari sampai pengurus besar terkumpul dan seleksi untuk anggota divisi seluruhnya dilakukan. Tidak mau berlama-lama, tapi hasilnya harus baik, begitu kata Iqbaal si idealis-praktis.
"Iqbaal?" panggilnya begitu membuka pintu Sekret. Ruangan benar benar sepi, hanya ada Iqbaal sendiri di pojok meja rapat dengan laptopnya. Pun Ia tak bisa mendengar panggilan Silva karena telinga yang tertutup earpods.
TOK TOK!
Silva mengetuk meja dua kali, lekas membuyarkan fokus Iqbaal.
"Ngagetin aja sih," protesnya seraya melepas earpods, menempatkannya kembali ke dalam case. "Sampai jam berapa kosong? Kita gak ada dispensasi lagi soalnya, bener bener diurus di sela istirahat, atau pulang sekolah ini," lanjutnya.