Seolah diwawancarai, beberapa orang mengelilingi Iqbaal di kelas sora kali ini, lantaran Ia yang baru saja dipanggil Amira, senior paling populer di angkatannya. Iqbaal seperti biasa menjelaskan apa adanya, meski berujung teman-temannya itu menyanjung berlebihan. Ada risiko dari setiap pujian, dan Iqbaal merasa sudah hati-hati menyembunyikan jika tidak ditanya. Ya, teman-temannya itu memang kepo dalam mencari inspirasi dari apapun yang dicapainya. Tapi setidaknya, Iqbaal cukup terbentengi, Ia tak jumawa, selalu ingin menjadi representatif dari orang kebanyakan, alias biasa-biasa saja.
"Jadi Lo terima gak nih, Baal? Jangan bilang deh ditolak lagi kayak pemilihan Mapres sama proyek kolaborasi sama Biofarma waktu itu." Oryza, yang memang cukup dekat dengan Iqbaal itu hafal benar sepak terjang penawaran kesempatan yang diterima dan ditolak Iqbaal dengan pertimbangan. Beberapa Iqbaal juga mengajak gadis itu diskusi selama Saheera tidak ada.