Rendy melirik Dhaiva diam-diam lewat spion depan begitu Ia memberhentikan mobil di perempatan jalan, kebetulan lampu lalu lintas tengah berubah merah, pun mereka antri agak belakang. Depok kembali macet sore itu, tak terhindarkan bising dan polusinya diluar sana. Kehidupan superjenuh perkotaan itu belum teratasi dengan baik sampai sejauh ini. Sama jenuhnya dengan Rendy di dalam mobil tanpa percakapan barang satu kalimatpun dengan Dhaiva. Gadis itu tak tertidur, hanya menatap keluar jendela samping, entah apa yang menjadi fokus kedua matanya.
"Ekhm …" Rendy pura-pura membersihkan tenggorokannya yang sama sekali tak gatal itu, namun sukses membuat Dhaiva meliriknya sekilas meski masih tanpa suara. "Lapar gak?"
"Hah? Enggak."
Rendy mengangguk, kembali melajukan mobil beberap sentimeter begitu melihat celah, sebelum terdahului pesepeda motor nan agresif, "Anyway, kenapa keliatannya sedih setelah pulang dari reuni SP?"
"Kata siapa?"