Adri mematikan kompor listriknya begitu mendengar suara gerbang depan yang didorong. Pasti itu Haikal, karena ini memang jadwal pulang suaminya. Adri sudah berkali-kali meminta Haikal agar tidak perlu mendorong gerbang sendiri, biar Adri saja, atau menggantinya dengan gerbang bersensor automatis. Namun Haikal yang menyukai hal-hal konvensional memilih berolahraga sedikit sepulang kerja. Ya sudah, yang penting Adri selalu menyambutnya di beranda rumah dengan hangat sesuai permintaan Haikal.
TIN!
Haikal membunyikan klakson mobilnya sekali, membuat Adri yang mengenakan daster dan appron itu melambai-lambaikan tangannya yang masih memegang spatula. Adri tebak, Haikal pasti sedang menertawai dirinya di dalam mobil.
"Sore, Sayang …" sapa Haikal begitu turun dari mobil, tampak masih mengeluarkan beberapa barang dari kursi penumpang. Banyak sekali, entah apa itu, Adri tidak tahu.