Haikal mengerutkan dahinya begitu mendengar langkah kaki seseorang menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya di lantai dua rumah. Siapa lagi memang kalau bukan Adri? Tapi kenapa harus terburu buru seperti itu?
"Kak Kak, gosip baru!" hebohnya begitu masuk, tanpa basa basi langsung duduk di pangkuan Haikal, membuat suaminya itu meringis karena Adri yang bertambah berat bekalangan ini.
"Kenapa sih, Sayang?" tanya Haikal, mengintip layar ponsel yang sedari tadi tidak lepas dari fokusnya.
"Laporan internal rahasia lagi Kak," jawabnya, menunjukkan satu ruang percakapan dengan satu lampiran foto disana. Tertera nama kontak Jerry di bagian atas, tanda bahwa anak jenius itu menjadi oknum cepu untuk kesekian kalinya.
"Bacain coba, jelasin aja ada apa? Paling lawakan receh Kamu sama anak anak." Haikal tak tertarik, balik bekerja dengan layar monitor tipisnya meski agak susah bergerak akibat Adri menghalangi.
"Ih, bukan recehan, please. Kayaknya doa Kakak dikabulin deh."