Bak sutradara profesional, Manty duduk di kursi lipat belakang asrama. Satu meja kayu kecil ditarik ke depannya, menjadi tempat untuk menaruh laptop. Segelas kopi susu yang sudah setengah mendingin menemaninya yang tengah berkutat dengan potongan-potongan video hasil shooting tujuh hari terakhir di Cibeureum, Bogor.
"Waduh, Bos. Kurang rokok aja ini mah," ujar Nalesha yang kebetulan melintas di belakang. Entah sedang apa, tapi sepertinya Ia baru saja selesai menjemur sesuatu.
Manty hanya tersenyum miring, meregangkan otot-ototnya sejenak, "Mau beliin Gue rokok juga, Lesh?" tanyanya.
"Gak juga. Udah mahal, pajaknya lebih tinggi dari harga produknya, terus Kamu bakar, not really my brand of life sih," ujarnya kemudian menarik kursi lipat satu lagi, "Ngapain nih? Film baru?" tanyanya penasaran.
Manty mengangguk sembari menguap, "Iya, sekalian pemanasan kan lusa SP mau shooting juga," ujarnya.