Adri membuka enam bungkus obat milik Haikal, mengumpulkannya satu per satu usai makan malam. Sudah satu minggu lebih Haikal terbaring sakit, dan menurut Adri itu cukup parah. Biasanya Haikal akan sekedar demam, lalu membaik dalam dua hari, pun bisa beraktivitas meski sedikit. Sakitnya Haikal kali ini bahkan sampai membuat Adri menangis. Tapi syukurlah hari ini Haikal agak membaik, sudah bisa tersenyum walau sedikit.
"Minum obat dulu ya, Kak." Adri menaruh segelas air mineral di atas nakas, kemudian membantu Haikal duduk. "Masih panas. Kakak kenapa sih gak mau dirawat aja?" tanyanya.
Haikal menghela nafasnya yang tak teratur, memejamkan matanya, mungkin pusing, "Gak apa-apa, kasian Kamu …" ujarnya lirik.
Adri paham, alasan Haikal tak mau diopname adalah karena Adri dan traumanya juga, "Aku gak mau egois kok, Kak. Kakak sakit gini masa iya Aku gak tanggap?" tanyanya. Satu per satu obat itu diminumkannya untuk Haikal sampai habis.