Waktu terus berjalan, kini malam yang cerah dengan bintang-bintang di langit pun siap menyambut para pasangan pergi keluar di hari weekend ini. Terlihat Kenzo juga tidak pulang atau pergi kemana pun dari rumah Jasmine, lelaki itu terus diam setelah menyantap makanan buatan gadis cantik itu. Dia bahkan membantu Jasmine membereskan segala belanjaan yang dibelinya di pasar swalayan tadi kemudian mengajak gadis itu untuk pergi keluar malam ini. Mungkin adalah hal yang tidak biasa Kenzo lakukan dalam mendekati seorang gadis, ketika dia mengajak Jasmine keluar bahkan mengijinkannya menaiki motor kesayangan lelaki ini.
"Kenzo sudahlah jangan sentuh apapun! biar aku saja yang membersihkan semuanya!"
Jasmine langsung merebut sapu yang lelaki itu pegang ketika tengah sibuk membersihkan lantai, padahal Kenzo hanya berniat untuk membantu. Namun gadis itu tidak akan pernah membiarkannya menyentuh apapun, lagi pula lelaki itu adalah seorang tamu yang harus dia istimewa kan. Jadi alangkah lebih bagus jika Kenzo hanya diam saja tanpa melakukan apapun.
"Jasmine sudahlah tidak apa, aku sudah menumpang makan dan ke kamar mandi dirumah mu. Jadi biarkan aku membantu okay?" ucap lelaki itu.
"Ah tidak perlu, kau tunggu saja disana sambil menonton televisi nanti aku akan menyusul. Oh iya aku juga harus mandi dulu, jadi kau akan menunggu cukup lama."
Kenzo hanya tersenyum, gadis ini benar-benar berbeda dari semua wanita yang pernah dia temui di dalam hidupnya. Mungkin bisa dikatakan jika Jasmine terlalu baik untuk dia permainkan nantinya.
"Ya sudah aku akan menunggu, jangan dandan yang cantik karena aku bisa terpesona."
Kenzo pun pergi ke ruangan televisi setelah menggoda gadis itu, lagi pula Jasmine bukanlah type perempuan yang suka sekali berdandan. Dia hanya memakai riasan bedak yang tipis dengan warna lipstik yang selaras, tidak ada penambahan lainnya kecuali rambut di ikat simple. Namun seperti yang kita lihat jika Kenzo langsung tertarik dengan gaya Jasmine yang sederhana itu.
Sementara Kenzo menunggu, Jasmine pun bersiap-siap untuk pergi keluar bersama lelaki tampan itu. Dia meras bingung sendiri karena harus berpakaian seperti apa, padahal ini bukan ajakan kencan bukan? namun entah kenapa untuk memilih baju saja gadis ini terlihat sangat kebingungan.
"Jasmine, apa yang akan kau pakai malam ini?! coba kita lihat kenapa semua pakaian yang kau miliki sangat membosankan semua. Aku benar-benar tidak bisa menyeimbangi gaya Kenzo yang super keren itu, tapi tunggu! lagi pula ini hanya sebuah ajakan jalan-jalan bukan kencan. Lalu kenapa kau harus seheboh ini Jasmine astaga sadarlah!"
Gadis itu berhenti memikirkan hal-hal yang terlalu berlebihan, dan memilih untuk memakai pakaian biasa dengan riasan gang biasa juga. Namun iya mungkin dia akan menambah sesuatu yang spesial sedikit, bukan apa-apa karena Jasmine tidak ingin sampai membuat lelaki itu malu karena sudah membawanya keluar untuk berjalan-jalan.
2 jam telah berlalu...
Orang yang pada awalnya berniat biasa malah terus memoleskan make up diwajahnya, Jasmine juga sudah mengganti pakaiannya lebih dari 10 kali dan masih merasa tidak cocok. Karena merasa terlalu lama menunggu, Kenzo pun sampai menyusulnya ke dalam kamar. Namun sebelum itu dia mengetuk pintu terlebih dahulu, dan Jasmine pun membuka pintu kamarnya dengan hanya kepala yang mengintip keluar.
"Ada apa Kenzo? tunggu sebentar aku masih belum selesai berpakaian," ucap gadis itu sembari menyembunyikan tubuhnya.
Kenzo yang meras penasaran langsung mengintip sedikit, "Apa yang sedang kau kerjakan Jasmine? kenapa lama sekali?"
"Anu itu... aku kebingungan memilih pakaian, apakah cocok atau tidaknya. Maaf karena membuat kau menunggu lama, tapi tunggu sebentar lagi saja karena aku akan segera siap okay?" ucap gadis itu.
Kenzo hanya tersenyum kecil, mungkin Jasmine merasa tidak percaya diri ketika di ajak pergi bersamanya keluar. Padahal yang lelaki ini tahu jika gadis itu sangat cocok menggunakan pakaian apapun, walau pun mungkin hanya sebuah kaos polos biasa, Jasmine sudah sangat cantik.
"Gunakan saja apa yang ada, kau tidak perlu bingung memilih pakaian. Karena apapun yang kau kenakan tetapkan cantik, jadi apa perlu aku ikut membantu memilihkan pakaian untukmu?" goda lelaki itu.
Wajah Jasmine langsung memerah, bisa-bisanya Kenzo menggoda dia dengan perkataan seperti itu. Baju apa yang akan lelaki itu pilihkan untuknya? yang ada malah mungkin Kenzo melepasnya. Sungguh sebuah modus yang benar-benar pintar.
***
Cuaca malam ini memang benar-benar sangat indah, udara puna tidak terlalu dingin karena mungkin banyak kendaraan juga yang berlalu lalang di jalanan. Ditambah lagi dengan para anak muda yang keluar dari rumah untuk menikmati malam minggu mereka, semua orang memang tampak bahagia malam ini.
Tidak ingin kalah dengan orang lain, Kenzo pun ikut menikmati malam yang sangat indah ini bersama dengan seseorang yang tengah dia dekati. Jasmine, gadis itu terlihat begitu cantik dengan kemeja tipis dan juga stelan levis pendek yang membuatnya semakin menggemaskan. Riasan make up yang tidak terlalu mencolok pun ikut membuat wajahnya kian bersinar, tak heran jika sesekali Kenzo mengintipnya dari balik spion motor. Kedua lengan mungil itu bahkan memeluk erat tubuh sang lelaki yang ada dihadapannya, menikmati setiap jalan-jalan malam mereka yang penuh dengan kesenangan.
"Kau ingin pergi ke suatu tempat?" tanya Kenzo kepada gadis dibelakangnya.
"Kemana?" tanya Jasmine.
"Taman yang penuh dengan lampu-lampu malam yang sangat indah," jawab Kenzo.
"Sungguh? aku ingin melihatnya."
Kenzo pun tersenyum dan langsung mengajak gadis itu untuk melihat taman yang dia maksud, tempatnya memang cukup jauh dan jarang sekali dikunjungi oleh orang karena menurut mereka angker. Akan tetapi lelaki ini tidak percaya dengan hal-hal mistis seperti itu.
Sekitar 30 menit diperjalanan, mereka pun sampai disebuah sungai buatan dengan taman yang ada disebelahnya. Banyak pepohonan rindang yang dihias oleh lampu-lampu yang berwarna-warni, bunga juga tidak luput ada disana dan menambah suasana semakin terasa indah. Tidak terlalu banyak orang yang datang, mungkin jumlahnya saja bisa dihitung dengan jari. Akan tetapi inilah suasana yang sangat disukai oleh Kenzo, sepi tanpa ada orang-orang berisik seperti Rifan yang mengganggunya.
Lelaki itu menuntun Jasmine untuk masuk kemudian membawanya ke sebuah tempat yang jauh dari orang-orang, mereka duduk di bangku taman yang cukup dekat dengan sungai kecil buatan itu. Udaranya cukup dingin memang, namun tidak mengurungkan niat keduanya untuk menikmati malam yang indah ini. Jasmine sempat menengok kesana-kemari karena suasana yang terasa sedikit horor, apalagi dnegan pepohonan rindang yang ada didekat bangku tempat mereka duduk itu.
"Kenzo, apakah kau tidak merasa takut? tempatnya memang indah sih, hanya saja kenapa banyak pepohonan tinggi sekali. Lebih baik kita kesana saja, disana banyak orang dari pada disini."
Jasmine terlihat ketakutan karena dibawa ke tempat seperti itu, namun Kenzo tidak ingin pindah dari sana karena menurutnya ini adalah tempat yang pas untuk mengobrol dan berduaan.
"Hey, kenapa harus pindah? jangan takut, kemari aku akan memelukmu."
Ciahhhh!!
Seperti biasa, para lelaki memang selalu memanfaatkan kesempatan seperti ini untuk memeluk para gadis yang sedang ketakutan akan gelap. Dan hal itu pun dilakukan juga oleh Kenzo, lelaki ini merangkul tubuh Jasmine dengan sebelah lengannya kemudian menarik dia ke pelukannya. Mereka saling menempel satu sama lain dan membuat jantung gadis itu berdegup begitu kencang, hembusan nafas Kenzo pun begitu terasa dileher Jasmine karena lelaki itu seperti dengan sengaja menyenderkan kepalanya di bahu mungil gadis itu. Perasaan tak karuan membuat Jasmine salah tingkah, dia menggaruk bahkan memainkan ponsel ditangannya tidak jelas dan Kenzo pun menyadari itu.
"Kau kenapa?" tanya lelaki itu dengan senyuman manis diwajahnya.
Jasmine tersenyum kecil, "Tidak apa aku hanya kedinginan hehe."
Kenzo menarik tubuh Jasmine lebih dekat lagi ke hadapannya sembari merasakan kehangatan diantara mereka, wajah gadis itu terlihat memerah karena malu namun Kenzo dengan santai melakukan apapun yang dia suka.
"Ken--zo..." panggil gadis itu gugup.
"Sssstttt diamlah atau aku akan menggigit lehermu..."