Malam yang penuh dengan ketegangan itu kini telah berakhir dengan bahagia, pagi yang dingin pun siap menyambut hari-hari Jasmine yang indah. Gadis ini terbangun dari tidur lelap nya kemudian menatap ke arah jam dinding, waktu menunjukan pukul 05.45 dengan keadaan diluar yang masih belum terang sempurna. Dia pun buru-buru keluar kamar untuk melihat Kenzo, dan ternyata lelaki itu tidak ada disana. Jasmine pun terlihat kebingungan karena lelaki yang telah menidurinya itu hilang dan lenyap bagaikan kucing liar yang sudah kenyang diberikan makanan gratis oleh manusia.
"Apa dia pergi meninggalkan diriku setelah apa yang kita lakukan semalam? astaga hancur sudah harga dirimu Jasmine!"
Gadis ini berlarian ke setiap penjuru rumah dengan maksud untuk mencari keberadaan Kenzo, namun Jasmine masih tidak menemukannya lalu dia pun menyerah. Dia pun duduk di atas sofa yang tadinya ditiduri oleh Kenzo semalam, kemudian teridam dengan segala perasaan yang melayang memenuhi pikirannya. Semalam adalah malam pertama Jasmine yang harusnya dia lakukan bersama dengan lelaki yang dia cintai, namun kenapa malah berakhir seperti ini?! seorang lelaki asing dia ajak ke dalam rumah kemudian Jasmine layani dengan sepenuh hati. Lalu sekarang? setelah dia mendapatkan apa yang di inginkan nya, lelaki itu pergi.
Bodoh?! iya dia memang terlalu gegabah dalam mengambil keputusan, apalagi hanya karena sebuah adegan mati lampu seperti semalam. Pikiran kotornya telah membawa gadis ini ke dalam situasi yang tidak bisa terbayangkan, keperawanan yang dia jaga selama bertahun-tahun lamanya harus lenyap ditangan lelaki yang Jasmine kenal dalam semalam.
Tidak ingin berfikiran macam-macam lagi, Jasmine pun membereskan bantal serta selimut yang ada di atas sofa kemudian bersiap untuk pergi bekerja. Melupakan semua kenangan indah malam yang penuh dengan gairah dan peluh itu sebagai sebuah cinta satu malam yang menghibur dirinya dikala sepi.
***
"Hey! sedang apa kau dirumahku?!"
Kenzo terlihat kesal ketika melihat seorang gadis tanpa busana tengah tidur didalam kamarnya tanpa ijin dari pemilik rumah itu sendiri, dia adalah Angle. Teman lelaki ini sejak dia kecil, gadis ini memang sangat dekat dengan Kenzo bahkan seperti saudara sendiri. Namun kadang-kadang mereka juga terlihat seperti seorang kekasih karena pernah berpacaran dimasa lalu. Jujur saja Kenzo tidak terlalu menyukai kehadiran Angle disini, terlebih atas semua kejadian buruk yang pernah mereka lewati dimasa lalu.
"Heh bangunlah!" bentak Kenzo sembari menyeret lengan gadis itu secara paksa.
Angle menatap lelaki itu dengan tatapan yang sinis, "Kenapa kau mengusirku hm? aku hanya ingin tidur disini sebentar. Lagi pula kau sendiri yang memberiku kunci cadangan itu, jadi berhentilah mengoceh dasar pemarah!"
"Apa kau mabuk lagi? cih.. benar-benar, aku akan memberitahu ayahmu nanti agar kau di kirimkan ke Jepang!" ancam Kenzo kepada gadis itu.
"Hey kenapa kau berkata seperti itu?! lagi pula aku hanya mabuk sedikit bersama dengan kekasih barumu, oh iya bagaimana kencan mu semalam? aku dengar kau berpacaran dengan model baru yang masuk ke perusahaan. Wah benar-benar seorang playboy sejati," goda Angle kepada mantannya itu.
Kenzo tersenyum kecil, bisa-bisanya gadis itu mengalihkan pembicaraan mereka. Lagi pula kenapa dia selalu ikut campur dalam setiap hubungan percintaan Kenzo, padahal selama ini bukankah dia sendiri yang ingin mengakhiri hubungan mereka?! benar-benar tidak bisa dipercaya.
"Apa kau masih tertarik denganku? sebaiknya urus saja dirimu sendiri dan jangan ikut campur lagi urusan percintaan orang lain."
Kenzo benar-benar tidak ingin membahas lagi kisah cinta yang telah usai itu, apalagi jika hanya akan membuat hatinya sakit. Dia pergi mengambil pakaian dilemari kemudian bersiap untuk bekerja, hari ini ada sebuah tawaran pemotretan yang tidak bisa dia tolak. Apalagi dengan bayaran yang lumayan fantastis.
Selama lelaki ini melakukan pemotretan, entah mengapa pikirannya sedikit terganggu. Apalagi dengan bayangan wajah bergairah Jasmine yang sudah dia taklukan semalam, cinta satu malam yang mereka lewati membuat Kenzo tidak bisa melupakannya begitu saja. Apalagi tanpa berkata pamit bahkan terima kasih, lelaki ini seolah mendapatkan pelacur gratis yang dia temukan dijalan kemudian Kenzo ajak untuk tidur bersama.
Dia tidak meninggalkan pesan dan juga nomber telpon yang sekiranya bisa Jasmine hubungi, karena tadi pagi sekali Kenzo melihat jika gadis itu masih tertidur lelap diranjang nya. Sebenarnya dia ingin sekali membangunkan bahkan berbicara terlebih dahulu dengan Jasmine, hanya saja karena waktu yang semakin siang Kenzo pun tidak bisa berlama-lama. Mungkin kapan-kapan jika ada waktu luang dia akan mampir kerumah Jasmine sembari berbicara lebih banyak lagi.
"Cinta satu malam yang benar-benar indah," gumam Kenzo pada dirinya sendiri.
Lelaki ini duduk di kursi yang telah disediakan oleh para staf, kemudian menatap layar ponselnya. Beberapa pesan memenuhi notifikasi nya, siapa lagi jika bukan dari para wanita-wanita yang mencoba untuk mendekati Kenzo selama ini. Dia membalasnya satu persatu, karena lumayan juga untuk dia jadikan sebagai teman kesepian.
"Sayang! kenapa kau tidak membalas pesanku semalam!"
Seorang wanita cantik tiba-tiba datang lalu memeluk tubuh Kenzo dari belakang, tidak lain dan tidak bukan lagi itu adalah Fina. Model cantik yang Kenzo kencani belum sebulan ini, sebenarnya dia juga tidak berniat untuk mengencani Fina, hanya saja wanita itu yang terus saja memaksanya.
Kenzo tersenyum kepada wanita yang ada dibelakangnya sembari melepaskan pelukan yang sangat erat itu, ini benar-benar tidak nyaman apalagi dihadapan banyak orang.
"Jangan lakukan itu di depan umum Fina, aku tidak nyaman," ucap Kenzo kepada wanita cantik itu.
"Kau ini selalu saja begitu, aku ini adalah pacarmu jadi bersikaplah layaknya orang-orang yang sedang berpacaran. Aku kesal, kenapa kau tidak menghubungi ku setelah kita gagal bertemu semalam? kemana kau pergi hah?" tanya Fina dengan nada yang manja.
"Ponselku mati dan kau tahu hujan tidak berhenti sampai subuh, jangan khawatir kita bisa bertemu malam ini okay? jadi berhentilah merengek seperti itu Fina," ucap Kenzo.
"Mm baiklah, awas saja jika kau berbohong! aku akan menunggumu dirumah jadi cepatlah mampir karena orang tuaku sedang pergi keluar negri. Kita bisa bersenang-senang malam ini..." bisik Fina ditelinga lelaki itu.
Kenzo hanya mengangguk, ini adalah tawaran yang tidak bisa dia tolak. Kapan lagi mereka bisa bersama jika orang tua Fina selalu berada dirumah?! mungkin dia akan menunda terlebih dahulu pertemuannya dengan Jasmine. Atau mungkin Kenzo bisa menemui gadis lugu itu setelah bertemu dengan Fina malam ini.
"Kau ingin makan sesuatu? aku akan memesannya nanti?" tanya Fina kepada lelaki itu.
"Apa kau bisa memasak? aku ingin mencoba masakan mu," ucap Kenzo kepada wanita itu.
"Ah tidak, aku tidak pernah menyentuh peralatan memasak jadi kita beli saja okay!"