Nada suara Kirana Larasati tetap tegas. Bahkan jika mata Irfan Wiguna adalah pedang tajam yang dapat memenggal kepala orang, dia tidak takut.
"Kita sudah membahasnya, tapi bukan aku yang melanggar aturan. Pergi ke ketua dan jangan ganggu aku di sini."
Irfan Wiguna menjadi kesal atas ketidaktaatan Kirana Larasati, meningkatkan volume dan menurunkan suhu.
"aku sudah menemui ketua, dan dia tidak setuju denganku sebelum aku datang kepadamu. Meskipun kamu tidak melanggar aturan, tetapi aku telah memberimu perangkat lunak yang baru dikembangkan, kamu memiliki kewajiban untuk membantuku."
Kirana Larasati tahu bahwa tidak masuk akal untuk mengatakan itu, tetapi dia bukan orang yang tidak masuk akal, dan dia tidak punya pilihan selain berbicara seperti ini.
"Berapa banyak perangkat lunak, aku akan memberimu uang. Jangan selalu menggunakan perangkat lunak untuk mengancamku."
Irfan Wiguna melemparkan file di tangannya ke atas meja, suaranya menusuk telinganya.