Mendengar Bella menangis sedih, Irfan tiba-tiba mengerti satu hal. Tampaknya sang anak tidak bisa lepas sama sekali dari ibunya, sepertinya keputusannya memberikan anak tersebut kepada Kirana adalah pilihan yang paling tepat, atau sang anak harus sedih dan merindukannya.
Mendengarkan keluhan anak tersebut, Irfan tidak dapat menahannya. Dia melihat waktu dan pekerjaan yang ada, dan akhirnya membuat keputusan bahwa dia merasa gila.
"Bella, Ayah akan meminta Paman Tina untuk menjemputmu, dan kamu akan datang ke Ayah."
"Yah, aku menunggu di rumah."
"Jangan lupa bicara dengan nenek dan bibi."
Irfan menutup telepon, lalu menyuruh Tina untuk menjemput Bella.
Kirana gelisah setelah meletakkan panggilan telepon Bella. Bima melihat kekhawatiran ibu dan berjalan ke sisinya.
"Mommy, apakah kamu mengkhawatirkan adikku?"
"Nah, adikmu tidak pernah meninggalkan Mommy, kurasa dia akan menangis."