Memasuki stasiun kereta bawah tanah, berdiri di peron menunggu kereta bawah tanah, dan naik kereta bawah tanah bersama-sama, Irfan mengikuti Kirana dengan diam-diam.
Di dalam gerbong, Irfan berdiri tidak jauh dari Kirana, tetapi Kirana tidak pernah tahu bahwa dia takut Kirana akan melarikan diri sekali.
Kirana menemukan tempat untuk duduk, dan dia merasa tidak dapat menopang tubuhnya yang berat tanpa duduk. Duduknya juga kebetulan memungkinkan Irfan untuk melihat wajahnya.
Dia selalu linglung, dan matanya masih bersinar. Irfan tertekan dan polos.
----
Wanita kesayangannya, dia harus susah payah untuk diperjuangkan, tapi kenapa ada begitu banyak rintangan yang tidak bisa dipilih dengan bebas. Mereka berpisah, bagaimana dia harus menghadapi kehidupan masa depannya, apakah dia penuh ketakutan akan masa depan.
Saat Kirana kembali ke rumah dan menutup pintu, dia tidak bisa menahan tangis.