Jika memungkinkan, dia benar-benar ingin Kirana Larasati tertawa dan tidak menangis selama sisa hidupnya, dan menjadi bahagia seperti dia sekarang.
Sayang sekali dia tidak bisa tinggal di sisinya selamanya, dan pria yang bisa membuatnya tersenyum di wajahnya juga bukan dia.
Irfan Wiguna menghela nafas dalam hatinya, lalu menyingkirkan pikirannya.
"Jelita, setelah bekerja keras dengan ketegangan selama bertahun-tahun, kamu akhirnya santai kali ini. Aku akan membawamu ke luar negeri untuk bersantai."
"Benarkah? Bisakah kamu benar-benar pergi ke luar negeri untuk bermain?"
Jelita bertanya dengan heran dan terkejut.
"Tentu saja, aku akan membawamu kemanapun kau mau."
Irfan Wiguna berkata dengan cara yang luar biasa.
"Bagus..."
Jelita berkata dengan gembira, tetapi kemudian menghentikan hatinya yang bersemangat.
"Lupakan saja, aku punya kesempatan di masa depan. Terima kasih kakak."