Tik….Tik… Tik… Tik
Bunyi jam dinding berdetak kencang memenuhi ruangan kantor pada malam itu,namun disalah satu ruangan kantor masih ada cahaya, menandakan seseorang masih bergelut dengan kertas putih.
"hei Jack,bagaimana setelah kita selesai mengerjakan semua ini kita pergi minum - minum,kau mau? "
Orang yang berbicara denganku sekarang dan satu - satunya orang yang dekat denganku adalah Albert Wesky, ya dia memang dekat saking dekatnya itu pipiku dan pipinya hampir saja bersentuhan.
Umurnya 26 tahun,dia dua tahun lebih muda dariku,dan dia sudah menikah, dia memiliki dua anak,satu laki - laki dan satunya adalah perempuan.
Dia memiliki wajah yang standar menurutku,rambut pirang pendek, hidung yang sedikit mancung dan hal yang paling menonjol dari dia adalah dia orang yang ceria,berkat itu semua orang yang ada dikantor menyukainya,sangat jauh berbeda denganku.
Namaku Jack Krauser umur 28 tahun,memiliki warna rambut berwarna hitam sebahu,memiliki codetan dipipi kanan akibat kecelakan motor saat aku remaja,lebih banyak diam ketimbang berbicara,status single,saat ini tidak begitu tertarik untuk menjalani sebuah hubungan.Bagimana mau tertarik,orang - orang saja semuanya pada menjauhi ku lantaran wajahku dianggap bengis dan tanpa ekspresi pula.Ketika seseorang pertama kali melihatku kesan pertama mereka mengira bahwa aku adalah gangster.
Dan terima kasih kepada wajahku berkat itu semua aku memiliki masa - masa sulit saat masih sekolah.
"Hei Jack,apa kau mendengarkanku? "
Dimatanya aku seperti tidak mendengarkan apa yang barusan dia ucapkan kepadaku.
Sebenarnya aku mendengarkannya cukup baik tapi aku berpura - pura saja tidak tahu.
"sigh,lagi - lagi kau terlalu serius mengerjakan tugas mu Jack,santai saja"
Albert mulai nepuk - nepuk punggungku,sejujurnya aku agak terganggu dengan sikapnya ini.
Menit demi menit berlalu dan jam saat ini sudah menunjukkan pukul 22 : 15 PM.Tanpa kami sadari tugas yang kami kerjakan begitu banyak akhirnya selesai.
"yaaa,akhirnya selesai juga semuanya"
Albert mengangkat kedua tangannya tinggi - tinggi mencoba meluruskan badannya yang pegal karena duduk selama berjam - jam didepan komputer.
"Jack,bagaimana denganmu?,apa kau juga sudah selesai?"
Albert menoleh kepadaku,dia terus menatapku begitu lama dan itu membuatku tidak nyaman dan membuat punggungku menggigil,aku pun mengangguk menandakan kerjaanku disini juga sudah kelar.
"jadi, bagaimana Jack,kau mau pergi kan? "
Albert mulai mengungkit pembicaraan beberapa menit lalu yang tidak sempat aku jawab,soal mengajak pergi minum - minum.
Aku bangkit dari kursi dan mulai merapikan barangku - barangku dimeja,Albert dari tadi hanya diam dan terus menatap kearah ku menunggu jawaban dariku.Sekali lagi tatapannya itu membuat perasaanku tidak nyaman.
Aku menoleh kepada Albert,saat ini kami saling bertatapan,terlihat diwajahnya berbinar - binar dan matanya berkaca - kaca menunggu jawaban dariku.
"Albert"
Aku memanggil namanya dengan nada datar.
"iya iya"
Albert mengangguk - ngangguk seperti anak anjing yang minta diberi perintah oleh tuannya.
"anak dan istri mu pasti khawatir…pulang lah"
Mendengar jawabanku Albert langsung diam membeku,ketika mengucapkan itu aku langsung balik badan dan pergi,aku meninggalkan Albert yang masih terdiam dengan ekspresi wajah tersenyum pahit.
Aku merasa tidak nyaman dengannya karena ini bukan kali pertama dia mengajakku untuk pergi,sebenarnya dia sering melakukan hal ini tetapi aku menolak ajakannya dengan berbagai alasan.
Apa yang Albert pikirkan sampai - sampai mau mendekati orang seperti ku? seseorang yang dijauhi oleh banyak orang?
Bagaimana pendapat orang - orang jika Albert bersamaku? tentu saja itu pasti akan merusak imagenya,Albert yang terkenal ceria kepada semua orang tiba - tiba berteman dengan seorang gangster? nanti mereka mengira aku lagi malak dia atau semacamnya gitu.Aku tidak mau jadi bahan gosip seluruh kantor,aku tidak ingin hal itu terjadi,demi kebaikannya sendiri.
Malam itu aku langsung pulang ke rumah menggunakan sepeda, disepanjang jalan aku terus memikirkan apa yang terjadi hari ini.Jarak apartemen ku dan kantor tidak begitu jauh hingga tidak terasa aku sudah sampai.
Aku memarkirkan sepedaku kemudian mendongak ke atas,menatap apartemen ku yang berada di lantai dua.
"home sweet home"
Tidak ada tempat yang indah selain rumah sendiri.
….
Kini aku berada didepan pintu apartemenku, ketika aku ingin memasukkan kunci pintu,seorang perempuan keluar dari apartemen sebelah.Dia adalah tetanggaku namanya Lesly Avelin,dia sangat cantik.Dia baru saja pindah kesebelah apartemenku beberapa hari yang lalu.
Dengan rambut hitam lurus,mata eksotis nan indah, dan body layaknya gitar spanyol,sudah pasti banyak laki - laki yang mengejarnya.
Kalau aku? seratus persen pasti ditolaknya,tidak mungkin dia mau sama orang sepertiku.Orang yang cuman hidup mapan seperti ini.
Aku hanya berdiri terdiam didepan pintu,tercium aroma parfum yang sangat harum ketika dia melewatiku,aku tahu wangi parfum ini,ini wangi parfum yang baru terkenal akhir - akhir ini di televisi.Dari mana aku tahu? salah seorang wanita dikantorku memamerkannya kepada teman - temannya,ia dibelikan oleh suaminya.Sudah pasti harga parfum itu sangat mahal.
Aku bisa menebak dia pasti mau pergi keluar dengan pacarnya.
"selamat malam tuan"
Kata - kata itu langsung membuat jantungku berdegup kencang,pasalnya aku tidak tahu bahwa dia akan menyapaku.
"se-selamat m-malam juga"
(Apa aku baru saja gagap? apa aku baru saja gagap! dasar idiot!!)
Saking lamanya tidak berbicara dengan lawan jenis membuat reaksiku seperti itu.Pipiku memerah karena malu. Melihatku seperti itu ia hanya tertawa kecil.Melihat tawa kecilnya membuat jantungku berdebar malah semakin menggila.
Aku terus memperhatikan punggungnya ketika ia pergi menjauh dariku hingga dia hilang dari pandanganku.Sometimes, aku bermimpi bahwa ia adalah jodohku,malaikat yang jatuh kebumi hanya untuk ditakdirkan bersamaku,tapi apa daya semua itu hanya mimpi belaka.
Creak
Aku membuka pintu apartemenku,terlihat ruangan itu sangat gelap.
"aku pulang"
"Selamat datang nak" aku rindu kata - kata itu,tanpa kusadari aku meneteskan air mata.Aku mengusap air mataku dengan baju kemeja yang aku kenakan.
"Ayah…aku merindukanmu"
3 bulan lalu ayahku terkena serangan jantung,membuat ia pergi untuk selama - lamanya.
Ibuku meninggal ketika melahirkan ku,jadi aku tidak begitu ingat tentangnya.Ayahku lah yang mengurusku selama ini.
Aku berjalan ke kamar sambil mengusap air mataku,aku bahkan tidak melepas pakaian kantor saat aku berbaring dikasur.
Semua kesedihan dimasa lalu,ditambah dengan lelahnya setelah bekerja membuatku langsung terlelap.
…
….
….
…
Tidak lama setelah aku terlelap tiba - tiba aku dikagetkan dengan suara robot wanita yang berdengung keras di kepalaku.
Hal aneh lainnya ketika aku membuka mataku,aku tidak bisa melihat apa - apa.Maksudku? gelap diruangan kamar dengan gelap saat ini sama sekali jauh berbeda. Diruangan kamar meskipun gelap, aku masih bisa melihat sedikit cahaya dari rumah - rumah yang terletak diseberang apartemen melalui jendela kamarku.
"Ditransfer? apa maksudnya ditransfer? "
Aku semakin tambah bingung dengan situasinya.
<3…2…1>
"hei tung..."
Belum sampai mengucapkan kalimat terakhir kesadaranku tiba - tiba langsung lenyap seutuhnya.Dari sinilah awal mula kehidupan baru ku dimulai