Jennifer mengira rencananya berhasil karena dia merasa bangga atas kepemilikan shuriken. Selama Jennifer memegang shuriken, baginya sudah cukup, tetapi ia tak cukup berpengalaman dalam bidang itu.
"Kamu pikir aku kalah dari seorang perempuan? Hei, nona, kamu salah besar!" pekiknya yang tak percaya dikalahkan oleh Jennifer.
"Sudahlah, apa susahnya mengakui kekalahanmu? Kamu pikir hanya pria saja yang bisa menggunakan benda ini. Perempuan juga bisa." Jennifer memuji dirinya sendiri sambil tersenyum miring.
"Jangan membuat lelucon denganku, nona! Tanganmu saja gemetar ketika memegang shuriken. Terlihat jelas kamu sama sekali tak berpengalaman. Bukan hanya itu saja, saputangan yang kamu arahkan padaku, tidak begitu erat menutup mulutku. Aku saja masih bisa berbicara dengan bebas." Dia menilai berdasarkan fakta, tidak dibuat-buat.
