Di balik kejahatan yang dilakukan oleh perempuan tadi, kenyataannya tak membuat Wadrey mengetahuinya. Apakah mungkin perbuatan itu tak diketahui oleh orang lain?
Mungkin saat ini ia merasa berada di atas. Padahal, tak selamanya keberuntungannya terus mengitari dirinya. Apakah ia akan kembali ke gedung yang penuh dengan jebakan itu?
Dalam perjalanannya menuju gedung tersebut, ponselnya berdering dengan sangat keras. Dengan terpaksa ia menepikan motornya. Sebetulnya, ia agak malas menerima telepon pada saat di jalan. Namun, rasa penasarannya cukup tinggi.
Ponsel berdering bukan ponsel tadi yang mendapatkan telepon dari si peniru. Melainkan, ponsel yang biasanya ia gunakan. Dia kira salah satu keluarganya meneleponnya, ternyata perkiraannya salah.
"Halo!" ujarnya dengan nada cukup lembut.
"Nona, ini saya, Ray. Maaf, kalau saya menggunakan nomor ponsel yang berbeda," sesal Ray yang suaranya tak dibuat-buat. Perempuan itu mempercayainya. Dia tahu seperti apa Ray.