Jennifer cukup terkejut dengan pernyataan Devano. Hatinya terasa pedih seolah-olah tersayat-sayat sejumlah pisau yang tajam. Senyuman serta tingkah laku Devano yang manis menaikkan kecemburuan di hati Jennifer. Walau begitu, ia tak membenci Kyra.
Dia hanya merasa Kyra merupakan wanita yang diinginkan oleh Devano sejak awal. Dia mencoba tersenyum dan bersikap tegar secara bersamaan. Dia tidak boleh goyah. Apalagi, ia belum menunjukkan usahanya sama sekali. Dia menduga, mungkin usahanya belum semaksimal mungkin.
Devano tak henti menatap Kyra, ia semakin cemas. Tatapan itu menambah kecemburuan dihati Jennifer. Benarkah gadis itu tak membenci Kyra melihat itu semua?
"Baby, kalau kamu masih menolak untuk makan, aku akan menyuapi makanan ini ke mulutmu. Atau…"
"Atau apa?" tanya Kyra.
"Apa kamu ingin bibirku bersentuhan dengan bibirmu? Kalau begitu, aku akan…"