Motor yang dikendarai Jennifer disesuaikan dengan kecepatan mobil yang dikendalikan Devano. Dia bersikukuh untuk mengejarnya. Kendatipun Devano menambah kecepatan mobilnya, Jennifer pantang menyerah. Dia tak mengindahkan seberapa kencangnya mobil yang dilajukan oleh Devano.
Dia benar-benar keras kepala. Ambisinya tetap tak terkontrol. Sebenarnya, ia pernah mengikuti balap motor beberapa kali. Tak heran, ia tak ketakutan menambah kecepatan pada motor tersebut. Devano tersenyum miring.
"Lumayan juga, tetapi aku harus menjalankan rencana keduaku," ucap Devano. Dia sengaja menghentikan mobilnya secara mendadak. Jennifer hampir saja menabrak mobil Devano, beruntung, ia menyadari perubahan mendadak tersebut.
Devano turun dari mobil, melihatnya seperti itu, Jennifer pun turun dari motor. Ia tak malu-malu menampakkan wajahnya. Dia tahu kalau dirinya telah terekspos. "Kenapa mengikutiku? Apa kamu ingin memata-mataiku?"