Devano takkan bisa melupakan apa yang telah terjadi bertahun-tahun yang lalu. Dia menggenggam kartu nama milik Jeremy Scalton. Sorotan kedua matanya tajam memandang kartu nama itu. "Devano!" panggil sang ayah.
Namun, Devano tak menggubrisnya. Rasa sakit hati yang telah terkubur, kini mulai terbangkitkan kembali. "Pa, aku harus pergi," kata Devano tanpa melepaskan kartu nama tersebut. Edward hanya melihat kepergian Devano dengan kening berkerut.
Jennifer berlarian, dia bersembunyi di belakang mobil. Nafasnya menderu, akibat dari pelariannya. Devano berjalan, tak jauh darinya. "Aku tahu kamu ada di sini. Keluarlah!" seru Devano. Dia mengepalkan tangan.
Karena sudah ketahuan, Jennifer hanya bisa keluar seraya mengulas senyuman lebar. Devano menarik tangannya hingga jarak diantara mereka cukup dekat. Jantung Jennifer kembali berdetak.