Jennifer tak kuasa menahan air mata karena melihat ketidaksadaran Devano. Bahkan, Jennifer telah mengguncang tubuh Devano beberapa kali. Masih saja tidak ada perubahan yang terjadi.
Isak tangis begitu pecah, entah sudah berapa lama ia meneteskan air mata. Hal itu menjadi sebuah kegembiraan yang dirasakan Levin. Dia tertawa puas melihat kondisi Devano. Pria itu sama sekali tidak memiliki hati.
Tangisan Jennifer terhenti sejenak sewaktu mendengar tawa menggelegar itu. Dalam situasi yang menyedihkan seperti itu, tak pantas bila tertawa.
Tertawa di atas penderitaan orang lain sama sekali bukanlah prestasi yang membanggakan. Jennifer berdiri, menatap Levin dengan sorotan mata tajam.
Tak ada keceriaan di balik raut muka Jennifer. Levin sendiri tidak peduli apa yang akan dilakukan Jennifer. Dia terus menertawakan Devano. Rasanya begitu kejam menertawakan hal yang sama sekali tidak bisa dianggap lucu.