Harrison hanya diam seakan-akan tak memedulikan Viena yang menggapai kakinya. Cavero tahu bahwa Harrison pasti membantunya.
"Harrison minggir! Berikan wanita itu padaku! Setelah aku begitu puas memainkan dirinya, aku akan memberikannya kepadamu. Bagaimanapun juga wanita itu hanyalah mainan dan pajangan untuk para lelaki," pinta Cavero dengan merendahkan kaum perempuan seenaknya sendiri.
"Tuan muda, tolong aku!" Suara Viena terdengar serak. Mungkin karena ia terlalu banyak berbicara dalam keadaan dirinya yang tegang dan disertai dengan ketakutan.
Harrison masih saja cuek. Dia hanya melihat Viena memohon dengan deraian air mata tanpa menunjukkan ekspresi apa-apa. Kedua tangan Viena memeluk kaki Harrison.
Wanita itu lebih baik memeluk dan bersujud pada kaki Harrison daripada ia harus menyerahkan tubuhnya pada pria brengsek seperti Cavero.
Bukankah mereka tidak jauh berbeda, sama-sama bajingan? Apalagi harga diri Viena seperti sebuah lukisan rusak tak terbentuk di depan mereka.
