Wadrey sungguh tak menyangka bahwa sikapnya yang pura-pura tidur justru menyebabkan Chris tahu. Dia membuka mata dalam hitungan beberapa detik saja.
Chris tak lelah memandangnya. Dia tak menunjukkan ekspresi wajah yang menggembirakan atau kesedihan di hati. Wadrey berdiri tegak seraya mendongakkan kepalanya.
"Apa tidak ada yang ingin kau katakan, Tuan?" Chris menunggu Wadrey mengatakan sesuatu, meskipun hal itu sesuatu yang sulit ia terima.
"Aku senang kamu tidak mati," kata Wadrey sambil memperhatikan sekitarnya.
"Aku rasa bukan itu yang ingin kamu katakan." Chris masih tak yakin kalau Wadrey mengatakan yang sebenarnya.
"Aku tidak berbohong, tetapi aku tidak habis pikir dengan tindakanmu yang tadi." Wadrey mencondongkan tubuhnya, ia berbisik di telinga Chris.
"Maaf, saya kelewatan," sesalnya dengan mengubah gaya bahasanya menjadi lebih formal.