Ray terheran-heran pada pria yang bernama Zean. Tak ia sangka bukan ketakutan yang Zean tunjukkan, tetapi keberanian yang membara. Ray tak mau terlalu banyak berpikir.
Dia melayangkan serangan untuk kesekian kalinya. Walaupun serangan itu mengenai Zean, bukan berarti pria itu takut. "Apa ini? Kenapa aku seperti melawan tembok yang terbuat dari besi ya? Kenapa dia sama sekali tidak menunjukkan ketakutannya?" pikir Ray.
Dia sungguh tak habis pikir dengan Zean. Bisa-bisanya Zean memiliki keteguhan hati yang kuat. Sebenarnya, apa yang Zean rencanakan terhadap Ray? Bagaimana mungkin ia membiarkan dirinya ditindas terus-menerus seperti itu?
Zean sengaja membuat Ray menyerangnya hingga tenaganya habis dulu, meskipun Zean harus menerima segala pukulan yang mengenai dirinya.
Dia hanya menunggu waktu yang tepat untuk menyerang Ray. Ketika waktu itu tiba, cukup satu pukulan saja yang Zean lakukan. Kenapa demikian? Bukankah satu pukulan tidak akan cukup untuk menumbangkan seseorang?