Segalanya tampak membingungkan bagi David. Dia sungguh tidak mengerti. Kerutan kening begitu jelas ia perlihatkan di depan Zean. Zean tersenyum mengetahui kebingungan David. "Kamu masih punya utang pertanyaan. Kita di sini saja dahulu," kata Zean dengan enteng.
"Apa yang kamu rencanakan?" David terus mendesak Zean supaya mengatakan kebenarannya. Bahkan, dia memegang kedua pundak Zean sembari memandang wajahnya.
Zean mulai merasa risih dilihat David segitu intensnya. Mungkin kalau seorang perempuan cantik yang melakukan hal itu, ia tampak senang. Lain halnya dengan David, pria itu tak memikirkan yang lain, hanya penasaran dengan rencana Zean saja.
"Katakan padaku, apa rencanamu?" desak David sekali lagi.
Sayang, Zean memilih bungkam. David mempersiapkan diri buat melayangkan tinju ke arah Zean, tetapi pria itu mendorong David, sehingga David kesulitan dalam bertindak.