Sikap David yang seperti itu menimbulkan pertanyaan besar di hati dan pikiran Wadrey. Keningnya berkerut, sorotan matanya tajam, tak mengira mendapatkan hal semacam itu.
David yang sudah mulai berani, dia mengarahkan pisau yang dipegang Wadrey ke arah bawah, sehingga pisau itu tidak mengenai bagian wajahnya lagi.
Entah punya energi dari mana, David berhasil menjatuhkan pisau itu dari tangan Wadrey. Pisau terjatuh, kemudian ia menggunakan kakinya untuk membuat pisau itu semakin jauh.
Pisau itu berada cukup jauh. Wadrey tersentak kaget. Kedua kakinya bergerak secara refleks. Dia melotot semakin tajam ke arah David. Akan tetapi, ia baru menyadari satu hal. Warna dari lantai yang ia injak berubah.
"Apa ini perasaanku saja atau memang lantai ini yang bermasalah?" batin Wadrey.
Biasanya, semua lantai itu memiliki warna yang terang dan beraneka ragam. Kini, lantai-lantai tersebut berwarna putih dan tidak ada menarik-menariknya. Mengapa demikian?