Seorang pria berdiri dari kejauhan, melihat rumah duka yang dibanjiri dengan air mata sang nenek. Dia tidak sendirian. Ada sosok yang tak asing berada di sampingnya. Wajahnya tidak tertutupi topeng atau apa pun.
Sosok itu berpakaian perempuan, menatap tajam. Tak ada kesedihan atau kegembiraan di dalam hatinya. "Apa ini ulahmu?" tanya sosok itu yang berpenampilan perempuan.
"Aku menaruh banyak mata-mata di sekitarnya. Apa menurutmu Keenan akan diam saja dan tidak bergerak? Siapa sangka Jay ingin membongkar semuanya. Apa kamu mau ditangkap?" kata pria itu seraya memandang wajahnya.
"Jay tidak mungkin berkhianat. Justru dengan kamu yang membunuhnya, mereka akan tau siapa kita cepat atau lambat," protesnya yang tak suka dengan kinerja dari pria tersebut.
